Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Senin, 19 Desember 2011

Penelitian Dialektologi ke Kresek-Tangerang

 

Saya senang berada di semester 5 ini. Mata kuliah yang menyenangkan. Dosen yang menyenangkan. Dan (semoga) juga nilai yang memuaskan. haha.

Hari Sabtu (17/12), saya dan teman sekelompok saya—Inung—melakukan penelitian bahasa di desa Sukasari, kecamatan Kresek, kabupaten Tangerang. Ya. Penelitian ini adalah salah satu syarat kelulusan di mata kuliah Pengantar Dialektologi. Penelitian ini menyenangkan. Sangat.

Kami berangkat dari kamar kosan pukul 08.00 WIB. Pukul 09.00 baru mendapatkan bus yang jurusan Depok—Kalideres. Kami pun naik bus tersebut. Berhubung hari Sabtu, jalanan di Jakarta tidak terlalu macet. Sampailah kami di Kalideres pukul 10.50. Perjalanan belum selesai. Kami harus naik lagi (semacam) Kopaja yang menuju ke arah Kresek. Pukul 11.00, bus jurusan Kalideres—Kresek akhirnya berangkat. Kami mengira perjalanan ini tidak memakan waktu lama, ternyata salah. Kami baru sampai di Kresek pukul 13.45. Entahlah. Itu berapa jam jika dihitung dari awal keberangkatan. Dalam perjalanan tersebut, saya pun harus menyaksikan kenorakan Inung yang (mungkin) baru pertama kali tahu aplikasi navigasi di ponsel barunya. Haha

Kami sampai di sebuah terminal yang merangkap fungsinya menjadi pasar. Sedikit kotor dan bau. Sudahlah. Tidak apa-apa. Untunglah. Di depan situ terdapat sebuah masjid. Kami pun sholat dhuhur sekaligus ashar. Ah, jujur. Saya seperti jetlag ketika awal-awal sampai. Kepala pusing karena terlalu lama dalam perjalanan. Norak. Haha. Ini foto masjid tempat kami sholat.

2011-12-17 15.10.51

Kami bertanya rumah Pak RT setempat untuk meminta izin mengadakan penelitian ini. Ya. Sekaligus meminta tolong ke Pak RT untuk mencarikan informan yang sesuai dengan kriteria informan penelitian dialektologi ini, yaitu NORM’s. Yang pertama, Nonmobile, maksudnya orang tersebut jarang bepergian dari kampungnya. Yang kedua, Older, orang tersebut harus berusia sekitar 40—60 tahun. Yang ketiga, Rural, maksudnya orang tersebut haruslah penduduk asli daerah tersebut minimal dari dua generasi. Yang keempat, Male, diharapkan informan dalam penelitian ini adalah laki-laki karena laki-laki dianggap dapat menyimpan bahasa etnisnya dengan baik. Namun, kriteria yang terakhir ini masih diperdebatkan.

Akhirnya, kami dipertemukan dengan Ibu Salminah. Penelitian pun dimulai. Karena kami menghindari idiolek, kami pun mewancarai dua orang. Ibu Salminah dan Pak RT itu. haha

Inung mewancarai Ibu Salminah dan saya mewancarai Pak RT—yang saya lupa namanya. Penelitian pun berlangsung. Ah iya, namanya penelitian dialektologi, yang kami tanyakan pun seputar kosakata. Misalnya, mereka menyebut kata abu dengan kata apa. Daftar tanyaannya berupa 200 kosakata Swadesh dan 32 kosakata sistem kekerabatan—sapaan. Total ada 232 kosakata yang kami tanyakan.

Penelitian berlangsung selama kurang lebih 1 jam 15 menit. Pak RT itu baik sekali. Ibu Salminah juga. Mau meladeni mahasiswa kurang kerjaan seperti kami. Sekitar pukul 15.30 penelitian selesai. Untuk kenang-kenangan, saya sempat memotret Inung, Pak RT, dan Ibu Salminah.

2011-12-17 15.06.23

Bisa ditebak kan yang mana Inung, Ibu Salminah, atau Pak RT. Haha

Setelah itu, kami langsung pamit pulang. Takut terlalu malam pulang. Bus yang ke Kresek—Kalideres hanya sampai pukul 17.00, sedangkan Kalideres—Depok hanya sampai pukul 19.00. Wah, itu waktu yang terlalu riskan untuk berleha-leha. Sebelum benar-benar pulang, kami makan siang (atau sore) di warung samping Masjid.

2011-12-17 15.11.322011-12-17 15.10.20

2011-12-17 15.07.19

2011-12-17 15.38.52

Sembari menunggu bus yang takkunjung berangkat, saya memotret-potret saja keadaan yang di sana. (Dari kiri atas ke kanan) Gambar pasar di sana. Dan yang membuat saya kagum, di sana masih ada wartel sekaligus merangkap warnet. Oh waw! Sudah ada minimarket juga. Ckck. Investasi minimarket memang sudah merambah ke setiap pelosok. Jalanan lengang menuju rumah Pak RT.

Akhirnya, bus jurusan Kalideres berangkat juga. Sudah pukul 16.10. Hampir senja. Saya bosan di perjalanan. Baterai ponsel menipis. Membaca buku pun tidak memungkinkan. Yang saya lakukan hanya memotret apa pun yang ada di jalanan.

Kami tiba di Kalideres pukul 18.40. Fiuh. Masih ada bus yang lewat untuk ke Depok. Perjalanan pulang lebih panjang. Jakarta Macet lagi. Saya sampai di kosan pukul 22.00 dengan wajah kusut dan bau bus. Ini perjalanan gila. Penelitian hanya satu jam, sedangkan waktu tempuhnya 10 jam.

Ah, tapi jika tidak ada tugas ini, saya tidak akan jalan-jalan ke Kresek. Tidak akan tahu bahwa kamar mandi di sana masih belum tertutup sempurna. Tidak akan tahu bahwa ada daerah dekat Kota Metropolitan yang masih asli. Tidak akan tahu bahwa ada bahasa Jawa yang digunakan orang-orang tersebut. Kosakata Jawa dengan logat Sunda dan beberapa campuran kata sapaan bahasa Betawi. Itu sangat menarik. Ya. setelah penelitian ini, saya tertarik untuk mengambil skripsi dialektologi. Ingin meneliti dialek di sebuah tempat yang belum terjamah. Tentu saja. Keinginan utama saya adalah jalan-jalan. :P

2 komentar:

Anonim mengatakan...

"Bisa ditebak kan yang mana Inung, Ibu Salminah, atau Pak RT"
Kalimat apa-apaan itu? -_-"

Fitria Sis Nariswari mengatakan...

kalimat tanyaalah.
Emang ada kalimat lain ya?
Gak melanggar maksim kan jawabanku? :P