Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Jumat, 22 Juni 2018

Welcome to the 27's Club

Well, selamat datang kembali!

Sudah lama tidak menulis. Sudah lama (hampir) pergi. Alasan terlalu banyak pekerjaan dan kuliah jenjang ini pasti akan selalu menjadi alasan-alasan utama atas segala ketidaksempatan terjadi. Padahal, itu hanya butuh prioritas.

Lalu, liburan sekaligus lebaran menjadi momen yang tadinya tanpa jeda menjadi terlampau banyak jeda. Lalu, kembali memikirkan hal-hal yang sempat terlupa, yang terlewatkan. Membuat mules, membuat bernapas banyak-banyak.

Dua bulan lalu, resmilah menjadi penghuni usia 27, katanya usia keramat, katanya banyak yang meninggal pada usia 27. Apa pun itu, saya masih merasa begini-begini saja.

Saya masih bahagia mendengar kabar pernikahan teman-teman saya, kabar kehamilan, dan yang paling sering adalah kabar melahirkan. Sungguh. Itu membahagiakan buat saya.

Hal-hal macem itu adalah sesuatu yang pernah saya bayangkan ketika saya berusia belasan tahun. Bahwa usia 27 tahun adalah saya yang sudah menikah dan sudah memiliki anak pertama.

Nyatanya, saya bahkan masih suka menjadi pemuja rahasia untuk seseorang. Tentu saja itu menggelikan. Apa bedanya saya sekarang dengan saya ketika SMP, yang pasti tidak akan punya nyali untuk menyukai seseorang?

Haha. Tentu saja. Saya masih saja diam. Diam-diam mendoakan keselamatan dan kebahagiannya. Jodoh tidak akan lari, bagi saya.

"Ya, tapi jodoh juga harus ditahan kali biar gak lari. Lagian mana dia tahu kalo kamu diem aja?"

Kalimat sejenis akan selalu muncul dari teman-teman terdekat saya. Sudahlah. Barangkali sudah sangat lelah berharap, mencari, tapi tak kunjung menemukan. Berkali-kali patah untuk orang yang salah membuat saya lebih tidak ingin mengejar siapa-siapa.

Abaikanlah tulisan ini. Saya sendiri merasa geli ketika seseorang yang berada pada usia 27 tahun masih menulis panjang lebar tentang perasaannya kepada seseorang yang tak juga tersampaikan. Seharusnya, makin dewasa usia, makin dewasa pula kisah percintaannya. Haha. Ternyata hal itu tidak berlaku bagi saya. Mungkin belum. Ya, belum.