Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Rabu, 21 Desember 2011

Natal




Sudah hampir Natal. Sekarang sudah pagi. Sedangkan mataku belum terpejam. Gejala insomnia? Bukan.
Aku hanya sekadar mengingatmu. Mengenangmu. Lalu, tiba-tiba terjaga. Tanpa air putih atau segelas cokelat.
Sekali lagi. Aku selalu heran pada kenangan yang taktahu malu. Lama-lama aku membencinya. Sebab dia selalu membawamu kembali. Mengolokku yang takbisa melawan. Membiarkanmu datang. Lantas, menari-nari. Sudahlah.
Sudah berapa Natal yang kita lewatkan sendiri? Mungkin tiga. Mungkin empat. Ya. Aku tahu. Pada akhirnya kita akan berjalan masing-masing. Tapi, tetap saja. Melihatmu beranjak itu seperti pecandu yang sakaw. Bagaimana kabarmu sekarang?
Dari dulu. Aku takpernah punya pohon Natal. Sama sekali. Aku takpernah tahu rasanya menghias cemara itu dengan gantungan-gantungan yang lucu. Aku hanya mendengar ceritamu. Menghias pohon Natal itu seperti sebuah persembahan pada Tuhan. Sukacita menyambut hari kelahiran Tuhan-mu. Padahal, aku ingin sekali memasang bintang di pucuk cemaramu. Atau menggantungkan kaus kaki kecil di setiap dahan. Atau melilitkan kapas putih--yang seolah-olah salju itu.
"Mungkin, sama halnya dengan menganyam janur untuk dibuat ketupat di hari Lebaran," celotehmu lalu.
Aku menggeleng. Mamaku takpernah memasak masakan lebaran. Sama sekali.
"Aku takpernah dan takbisa menganyamnya," kataku. Kamu mendengus. Tertawa kecil. Aku ikut tertawa.
Kita hanya terdiam setelah itu. Pikiranku dan pikiranmu mungkin sama: kita sampai di sini. Menyakitkan. Sangat.
"Percayalah. Kita akan menemukan kedamaian di jalan Tuhan kita masing-masing," kamu berkata pelan. Ada bening di matamu. Suaramu tertahan.
Aku hanya mengangguk perlahan. Aku masih ingat semua kalimatmu. Terima kasih.
Kenangan. Semoga Natal tahun depan, kenangan tentangmu sudah berubah cerita.

Setiap Natal tiba. Aku selalu mengingatmu. Seperti kali ini. Di dini hari--hampir pagi. Dan lagu "Someday"--John Legend masih berputar sendiri di playlist-ku. Entah. Sudah putaran ke berapa.

Tidak ada komentar: