Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Senin, 14 Mei 2012

menanam luka

pada seikat kata aku percaya. ada kamu di sana. menungguku. dalam gelap. oh. mungkin aku yang malah menunggumu dalam senyap. aku takpernah tahu. apakah kamu. kapankah kamu.
kadang. aku terlalu haru. lupa pada hakikat. buncah pada gelisah. siapakah aku. aku (mungkin) yang tumbuh bergeliat di hatimu. rajin menanam luka. atau perih. lantas, kamu juga rajin menanam cinta.
"agar luka yang kautanam takjadi belukar," katamu suatu waktu ketika kutanya apa yang sedang kamu kerjakan.
meleleh. siapa yang takmeleleh jika terbakar terus menerus. kamu yang membakar aku. serupa lilin. yang dibakar gelap.
tapi tetap saja. aku takpernah bisa mengalah pada altar egoku. terlalu angkuh. kamu juga bilang begitu.
sudahlah. terlalu banyak aku menulis tentangmu. nanti muak. aku taktanggung jika kamu bosan. maaf.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

baris kata paling asyik "agar luka yang kautanam tak jadi belukar"
yang menjadi tenda eh tanda tanya "yang dibakar gelap" yang mengacu ke lilin. Bukankah lilin dibakar terang (api) hingga gelap menyingkir??

Fitria Sis Nariswari mengatakan...

ada lilin karena ada gelap. gelap yang membuat lilin terbakar. pada akhirnya meleleh.