Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Minggu, 27 Mei 2012

Kepada Euforia

Saya ingin menyapamu kali ini. Dalam dini hari. Seperti ini. Tetiba saja pikiranku penuh. Ingin dituang. Ke mana lagi. Kalau tidak di sini.
Baru saja, saya menghabiskan sisa malam dengan bercerita kepada teman saya. Tentang apa? Tentang apa saja. Kemudian saya teringat pada banyak hal. Pada hal-hal yang kadang membuat kita harus menjadi bagian dari sesuatu. Harus masuk ke dalam komunitas tertentu. Harus diakui oleh banyak orang. Untuk apa? Saya pun tidak pernah tahu jawabannya. Mungkin, untuk hal-hal yang di bawah sadar.
Kadang, kita juga terlalu mudah untuk mengikuti sesuatu yang sedang marak. Ah, mungkin kamu tidak, saya saja. Atau ikut-ikutan meneriakkan sesuatu tanpa mengerti apa yang sedang diteriakkan. Wajar saja. Hidup memang seperti itu. Dituntut memihak atau memilih pada apa yang takpernah diketahui. Lantas, jika tidak memilih, kita akan dihakimi.
Banyak yang bilang, hidup adalah soal pilihan. Pilihan pada apa? Pada iya dan tidak? atau pada tidak dan tidak? Lagi-lagi saya tidak tahu. Apakah dengan tidak memilih kita tidak hidup? Masih hidup rasanya. Tapi, benar juga. Sebab tidak memilih pun sebuah pilihan.
Maaf. Semakin dini hari. Pikiran saya semakin ngaco.
Baiklah. Judul tulisan saya kali ini adalah "Kepada Euforia". Tentang apa? Kamu bisa menceritakannya tentang apa saja. Pilihan-pilihan itu membawa kita pada arus dan anti-arus. Tinggal pilih saja, banyak teman atau terasing. Lantas, karena pada dasarnya manusia ingin diakui keberadannya, kemudian banyak yang berbondong-bondong mengikuti arus. Berteriak-teriak seolah-olah mereka bahagia pada pilihannya. Padahal, hanya ikut-ikutan. Yah. Mungkin itulah definisi euforia menurut saya. Saya tidak tahu makna leksikalnya. Kondisi gembira yang berlebihan. Yang (sok) senang pada hal yang tidak dimengerti. Sudah saya bilang. Ini definisi menurut saya. Protes saja pada yang mencipta kata euforia.
Ya. Sebenarnya, bisa saja kamu teguh pada pilihanmu meskipun itu harus melawan arus. Atau kamu tidak harus mengikuti arus agar dianggap sebagai manusia. Bukankah layang-layang terbang tinggi karena melawan arah angin?

Tidak ada komentar: