Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Kamis, 17 Maret 2011

Tentang Kamu

Aku lelah akhir-akhir ini. Lelah untuk menyelesaikan semuanya. Otakku hanya ada kamu. Ah, lagi-lagi cerita picisan. Tolonglah. Aku sebenarnya juga muak dengan cerita basi seperti ini. Mau bagaimana lagi. Ini nyata. Dan aku tokoh utamanya. Selayaknya tokoh utama, aku seharusnya bisa mengendalikan semuanya. Tapi nyatanya? Aku hanya terbawa air. Tentu saja. Air itu kamu.
Sudah berapa bulan kita dekat? Aku lupa menghitung, barangkali kamu ingat. Aku tak bisa mendefinisikan kedekatan kita macam apa. Aku kapas dalam kainmu? Atau aku panas dalam apimu? Bukan. Itu puisi Abdul Hadi WM. Aku tak ingin menjadi plagiat untuk mencintaimu. Ya, agar rasaku ini tak ada yang menuntut.
Aku menyebutmu apa? Kekasih? Teman? Sahabat? Atau hanya rekan kerja? Entahlah. Lagi-lagi aku pun sulit menentukan statusmu.

Mencintaimu harus menjelma aku


Itu baris terakhir dari puisi Sapardi Djoko Damono. Sederhana. Bahkan lebih sederhana dari biasanya. Ya, mencintaimu tak perlu menjelma menjadi orang lain. Cukup menjadi aku sepenuhnya. Kita berbeda. Aku pun tak mau memaksakan perbedaan kita menjadi sama. Aku sederhana, sedangkan kamu?
Entahlah. Jika perbedaan yang membuat aku keukeuh untuk tidak mau mengakui bahwa aku mencintaimu. Mungkin itu hanyalah sebuah alasan. Ya, ada alasan lain. Aku tak mau mencintaimu. Aku tak mungkin mencintaimu. Meskipun pada kenyataannya, aku sangat mencintaimu. Ada alasan mendasar. Aku tak ingin menjalin hubungan dengan lelaki siapa pun untuk saat ini, termasuk kamu. Meski itu harus membuatku menangis di setiap sujud malamku.
Aku takut. Aku takut kehilangan. Aku takut kecewa. Aku takut pengkhianatan.
Itulah sebabnya, aku sama sekali tak ingin memiliki kamu. Karena rasa takut kehilanganmu jauh lebih besar.
Aku takut terjadi pengkhianatan di antara kita. Oh, terlalu jauh ya pikiranku? Entahlah. Aku sering tak bisa mengendailkan emosiku ketika berbicara tentang kamu.

Tidak ada komentar: