Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Sabtu, 24 Maret 2012

Intinya, Saya Rindu!

Sepertinya sudah sangat lama, saya tidak menjenguk rumah ini. Sudah banyak sarang laba-laba di sana-sini. Berdebu. Kotor. Tapi mungkin cukup disapu atau dipel. Sedikit saja. Sebab, saya takmeninggalkan rumah ini terlampau lama. Lama tapi takterlalu.
Entahlah. Tetiba saja saya kangen bercerita di sini. Padahal takada yang sedang ingin saya ceritakan. Saya ingin menulis. Itu saja. Saya juga sudah lama tidak menulis puisi. Sekadar membimbang dalam tulisan pun tidak. Saya tidak tahu. Apa yang saya lakukan akhir-akhir ini. Gempuran tugas. Makalah. Presentasi. Menjadi satu kesatuan yang menjelma monster. Merampas separo lebih waktu saya. Ditambah jadwal mengajar yang lama-lama tidak manusiawi. Saya rindu. Kangen. Menulis puisi.
Paling tidak, menulis puisi adalah cara sederhana untuk bercerita. Sesingkat waktu. Sependek usia. Takperlu berpanjang lebar.
Ah, saya ingat. Kemarin libur panjang. Saya tidak pulang, ke Bandung ataupun ke Jombang. Sama sekali. Hanya berdiam diri dan bercinta dengan tugas. Lama-lama memuakkan. Tapi, bagaimana lagi. Sudahlah. Nikmati saja.
Jika saya sedang bosan dengan tugas saya, menulis hal takpenting seperti ini yang saya lakukan. Sekadar membunuh jenuh. Meminta waktu berlama-lama. Entahlah. Akhir-akhir ini saya lebih sering rindu rumah. Rindu pulang. Menurut saya, rumah itu manis. Ada banyak kenangan di dalamnya.
Tadi, saya mengatakan sedang rindu pada puisi. Sekarang, saya benar-benar rindu pulang. Intinya, saya rindu. Pada apa? Pada siapa? Pada setiap hal yang membuat rasa hangat. Tertawa. Bercerita. Banyak hal. Pada setiap orang yang pernah mengajari saya mengeja nama. Rindu. Ingin bertemu.

Tidak ada komentar: