Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Senin, 12 Maret 2012

I Wanna Learn Indonesian atau I Wanna Learn Bahasa?

Ah, mungkin topik ini sudah terlalu basi. Namun, saya baru saja tersadar akan hal ini ketika membaca artikel singkat dari Anton M. Moeliono beberapa jam yang lalu.
Seringkali, penutur bahasa Indonesia dalam berbahasa Inggris mengucapkan I'll speak in Bahasa atau I wanna learn Bahasa. Kalimat ini juga diucapkan oleh dosen MPK Bahasa Inggris saya.
Dulu, jujur, saya tidak mengerti mengapa banyak orang menggunakan kata bahasa untuk mengganti kata, yang seharusnya, Indonesian. Dalam hal ini, saya benar-benar tidak mengerti (dalam arti yang sebenarnya) konsep pemakaian kata bahasa dalam bahasa Inggris.
Hal ini dapat ditelusuri pemakaian katanya. Seperti yang saya rangkum (semoga tepat) dari tulisan Anton M. Moeliono bahwa ada kesejarahan yang bisa dirunut dalam penggunaan kata bahasa Indonesia. Pada mulanya, orang Belanda di Tanah Air seringkali menggunakan istilah bahasa Indonesia dalam pemakaian bahasa Belanda. Pada mulanya, orang Belanda menyebut het maleis untuk bahasa Melayu--yang menjadi induk bahasa Indonesia. Setelah itu, muncul bentuk de bahasa atau de bahasa Indonesia sebagai bentuk kompromi atau (mungkin) analogi dalam kalimat berbahasa Belanda.
Kebiasaan menggunakan de bahasa ini menjalar ke beberapa penggunaan bahasa asing lainnya meskipun alasannya berbeda dengan kalangan Belanda. Istilah ini kemudian ditiru secara terus menerus hingga menjadi kaprah. Sebagai contoh sederhana, orang Inggris akan mengatakan "I'm going to learn French, German, Dutch, and Japanese"
Dan, mereka tidak akan mengatakan, "I'm going to learn le francais, das Deutsche, het nederlands, and Nihon-go," padahal, nama itu lazim digunakan dalam bahasanya masing-masing.
Tanpa kita sadari, penutur bahasa Indonesia, juga tidak akan mengatakan, "Saya besok akan belajar English dan le francais!" kecuali dia adalah Cinta Laura. haha
Masih menurut Moeliono, bangga berbahasa Indonesia itu memperlakukan bahasa Indonesia sewajarnya seperti bahasa lain dan tidak (sok) menganggap kata bahasa tidak dapat diterjemahkan. Bentuk I wanna learn bahasa akan menjadi wajar dan lazim jika bentuk I wanna learn le francais sama rapinya dengan I wanna learn French--dalam bahasa bakunya.

Artikel itu sederhana, namun mencerahkan. Kesalahkaprahan memang kerapkali terjadi di negeri ini, terutama dalam hal bahasanya. Tulisan tersebut pemikiran Anton M. Moeliono yang saya rangkum dengan kalimat saya. Jika dipikir, logika yang digunakan Moeliono memang benar. Takselamanya yang sering digunakan orang itu benar. Seringkali, penutur bahasa hanya menggunakan tanpa curiga pada sejarahnya. Ya. Takada salahnya menggunakan kalimat, "I'm going to learn Indonesian!" atau "Io studio l'Indonesiano!"

Tidak ada komentar: