Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Kamis, 14 April 2011

Saya (harus) gagal lagi

berjalan saja. mengalir. entah akan bermuara ke mana. Oh iya, hari ini saya ditolak lagi. untuk yang kedua kalinya. apa? itu loh, program pembentuk pemimpin masa depan. gak usah sebut nama ya. yang pasti kali ini saya gagal di tahap awal, padahal gelombang yang lalu saya gagal di tahap dua. jujur, saya sedih. sangat sedih. betapa mereka tidak mau menerima keapaadaannya saya kah? atau memang otak saya tidak mencukupi standar mereka. entahlah. saya tidak tahu. tapi, saya sudah berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak pernah menghakimi sesuatu. untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. memahami orang lain yang tidak sependapat. ya ya ya, rasanya janji itu sedikit menenangkan saya. sedikit membuat saya tersenyum bahkan tertawa menghadapinya. Tuhan. itu jawabannya. Tuhan memberikan apa yang saya butuhkan, bukan yang saya inginkan.
Saya yakin ada sebuah rencana besar di sana saat saya harus ditakdirkan gagal lagi. tidak ada air mata kali ini. tidak ada ungkapan penyesalan. bahkan saya hanya bercerita pada Mama dan kakak. sekarang, saya menulis ini. hanya untuk berbagi. bahwa Tuhan itu sangat baik. Tuhan itu akan mendengarkan semua yang saya minta. Ya, nggak apa-apa. gagal kali ini lebih baik, daripada saya hanya melihat pengumumannya di mading kampus. Ah, tak apa.

Tidak ada komentar: