Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Rabu, 16 Desember 2015

Anak Perempuan dan Ayahnya

Apa yang bisa dilakukan seorang anak perempuan ketika ayah-satu-satunya-yang-sangat-dicintainya-mengutuknya demi membela perempuan lain-yang bukan ibunya? Lalu, anak perempuan itu-bahkan takpunya teman untuk bercerita-kecuali memang hanya Tuhan-nya. 

Sementara selama ini dia sedang berusaha mati-matian untuk membuat ayah-satu-satunya-yang-sangat-dicintainya-itu bangga kepadanya. Dia sedang berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpi ayahnya-yang barangkali sekarang dia sudah tidak bisa lagi membedakan antara mimpinya atau mimpi ayah-satu-satunya-yang-sangat-dicintainya-itu. Dia sedang menjalani hidup-yang barangkali dia pun sesungguhnya tidak pernah membayangkan kehidupan seperti itu. Tapi, dia selama ini hanya diam. Menjalani saja semua yang didiktekan ayah-satu-satunya-yang-sangat-dicintainya-itu. Tanpa pernah punya keberanian untuk menolak, selain mengiyakan. Karena semua ada hitungannya. Biaya hidup, biaya sekolah, biaya kuliah, biaya ini-itu semuanya masih bergantung pada ayah-satu-satunya-yang-sangat-dicintainya-itu.

Sekali dia berbuat kesalahan, semua hitungan pembiayaan itu akan dirinci, dijabarkan secara gamblang di depannya. Diungkit-ungkit bahwa anak perempuannya itu belum punya apa pun yang bisa dibanggakan, padahal anak perempuan itu takpernah mempunyai cita-cita untuk menyakiti siapa pun, bahkan setelah ia punya segalanya yang bisa dibanggakan, kelak. Cacian sebagai anak-yang-taktahu-membalas-budi-kepada-ayah-satu-satunya-yang-sangat-dicintainya-pun meluncur dengan lancar di depan anak perempuan itu. Ditambah lagi dengan umpatan semacam-percuma-menyekolahkan-tinggi-tinggi-sebab-tidak-akan-berhasil-jika-kelakuan-kepada-orang-tua-seperti-itu. Satu kali pun, anak perempuan itu takpernah punya kesengajaan untuk menyakiti hati kedua orang tuanya.

Jika sudah demikian, lalu anak perempuan itu bisa apa? Sementara ayah-satu-satunya-yang-sangat-dicintainya-itu takpernah tahu, ia berdoa siang-malam agar ayah-satu-satunya-yang-sangat-dicintainya-itu selalu sehat dan bahagia. Ia sudah mengubur mimpinya dalam-dalam tentang bekerja kantoran, kuliah di luar negeri, berbisnis, dan hal-hal lain yang perlahan tapi pasti akan lenyap.

Ayah-satu-satunya-yang-sangat-dicintainya-itu-pun takpernah tahu bahwa anak perempuannya itu takpernah punya cita-cita lain, kecuali: membahagiakan orang tua.

Tidak ada komentar: