Hurip iku Hurup

Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.

Kamis, 21 Agustus 2014

Tentang Riki dan Mimpinya yang Terus Menyala


Ini Riki. Seorang anak yang hampir saja harus menggigit jari karena mimpinya nyaris punah. Namun, Tuhan masih begitu baik. Ia membiarkan Riki terombang-ambing ombak di lautan lepas, sebelum menjadikannya pelaut yang tangguh. Siapa pun yang belum mengetahui perihal Riki, silakan membuka beberapa tautan di bawah ini.


Secara garis besar, Riki adalah seorang siswa dari perbatasan Indonesia--Malaysia yang diterima di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Setelah melalui banyak hal, baik suka maupun duka, Riki akhirnya secara resmi terdaftar sebagai mahasiswa Untirta. Kronologis akhirnya Riki dapat membayar biaya kuliah dapat dilihat di sini.

Masih banyak orang baik di negeri ini. Masih banyak orang yang peduli sesama. Dan, masih banyak tangan yang terulur untuk membantu. Maafkan kami setelah kemarin kami sempat membuat sedikit "kericuhan" di banyak media sosial perihal Riki. Pada saat itu, kami hanya ingin mengusahakan yang terbaik untuk Riki. Agar Riki bisa berkuliah. Itu saja. Sebab, mimpi untuk bisa berkuliah di perguruan tinggi negeri bukan mimpi yang terlalu muluk.

Namun, everything happens because of reason. Ya. Kami percaya itu. Masalah Riki ini telah banyak menggerakkan banyak pihak untuk turun tangan membantu. Tentu saja, Tuhan dalangnya. Misalnya, tiba-tiba saja, pada tengah malam, teman saya memberikan sebuah nomor, lalu menyuruh saya menghubungi nomor tersebut yang beratas nama Bapak Boyke Pribadi. Beliau adalah dosen Untirta yang bersedia membantu Riki perihal tempat tinggal dan juga biaya hidup. Betapa kami bahagia berkesempatan mengenal beliau.

Tidak berhenti sampai di situ, tetiba saja, pihak Untirta menelepon salah seorang dari kami dan mengabarkan bahwa Riki mendapatkan kuota bidik misi karena ada satu mahasiswa yang mengundurkan diri sehingga Riki dapat mengisi kuota tersebut. Segala puji bagi Tuhan. Lantas, apakah pertolongan Tuhan sampai di situ? Ternyata tidak! Pada mulanya, kami memang kebingungan mencarikan uang sebesar 3 juta rupiah untuk pendaftaran ulang, namun ternyata, banyak orang--yang entah siapa--tiba-tiba transfer ke rekening kami sehingga terkumpullah uang sebesar Rp7.150.000,00. Pun dengan seorang ibu dosen Teknik Industri yang turut banyak memberikan bantuan kepada kami. Terima kasih banyak.

Dan, akhirnya pun, pada tanggal 20 Agustus 2014, Riki sudah melakukan registrasi ulang dan sudah terdaftar sebagai mahasiswa Untirta. Selamat datang, Riki! Selamat datang di kehidupan yang baru!

Baiklah. Dalam tulisan ini, saya mewakili teman-teman saya, ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang sudah sangat membantu, baik secara materi maupun dukungan, doa, retweet, reblog, atau apa pun bentuknya. Terima kasih banyak. Terima kasih. Ah, barangkali, sejuta kata terima kasih pun belum cukup untuk mewakili rasa terima kasih kami. Maafkan kami karena tidak dapat menyebutkan satu per satu pihak yang sudah membantu. Maafkan kami juga sudah banyak merepotkan teman-teman. Bukan maksud hati kami untuk membuat kericuhan, kami hanya ingin Riki bisa mewujudkan mimpinya.

Dan, satu hal saja, bahwa mimpi memang selayaknya harus diperjuangkan, setidakmungkin apa pun itu! Tuhan mendengar apa pun doa yang dipanjatkan, kok! Rezeki datangnya tanpa pernah diduga. Pun dengan kemungkinan yang selalu ada selama ada harapan.

Tidak ada komentar: