Akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk sekadar menertawakan kegagalan atau sedikit tersenyum pada target yang taksempat tersampaikan. Seperti kali ini. Pengujung tahun yang indah. Ada banyak hal di luar sana. Terompet. Kembang api. Riuh. Setiap Ada riuh, akan selalu ada diam. Hening. Di sudut kamar atau hati. Berpacu dengan kenangan dan ingatan.
Buncah. Bersyukur. Paling tidak, Tuhan sudah berbaik hati. Memanjangkan usia saya hingga detik ini.
Saya selalu suka hingar bingar yang timbul ketika malam pergantian tahun. Warna-warni yang indah. Nada dar-der-dor yang sedikit memekakkan. Tapi saya tidak berniat untuk menjadi bagian dari euforia itu. Berdiam diri di rumah jauh lebih indah.
Selalu ada akhir untuk mengawali sesuatu yang baru. Yang dianggap akhir sebenarnya adalah pijakan untuk melompat lebih tinggi. Menyelam lebih dalam. Atau berlari dengan lebih cepat. Itulah yang saya harapkan.
Mengutip kicauan dari Goenawan Mohamad, "Yang baru bukan tahun. Tapi hidup."
Itu indah sekali. Tahun tidak pernah merasa menjadi baru. Hanya hidup yang seharusnya baru setiap hari. Semoga. Semoga Tuhan selalu baik kepada saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar