Baiklah. Saya memulai cerita tentang sinyal. Tentang ketergantungan yang sebenarnya takbegitu penting. Saya sudah hampir sampai di Pontianak. Sinyal mulai nyangkut sedikit. Sedikit saja. Takbanyak. Tapi, teman-teman saya sudah ribut. Meributkan mengapa ponselnya takjua mendapat sinyal. Saya sudah mengganti kartu saya dengan Telkomsel. Ini bukan promosi. Tapi itulah kenyataannya. Cuma provider ini yang bisa bertahan di luar Pulau Jawa. Hanya untuk menghubungi orang tua saya. Mengabarkan bahwa saya baik-baik saja. Selesai.
Saya teringat pada kata dosen saya, tiga hal yang mengubah hidup manusia, yaitu penemuan ponsel, penemuan www, dan penemuan internet. Salah satunya ponsel. Ponsel dekat dengan sinyal. Seolah-olah. Hidup bergantung pada kuat lemahnya sinyal. Mengerikan bagi saya.
Sebelum ikut K2N ini. Saya sudah sangat terbiasa untuk tidak membawa ponsel. Tidak mengeluarkan ponsel ketika di tempat umum. Atau tidak terlalu khawatir ketika ponsel ketinggalan. Untuk apa. Jika perlu. Saya ingin membuangnya ke laut lepas ini. Biar lepas sekalian hidup saya.
Obrolan dari tadi hanya menyangkut ada dan tidaknya sinyal. Apa yang saya pikir? Bosan! Coba saja ada agama baru, mungkin, agama ponsel jadi kandidat terkuat. Sudahlah. Di tengah laut seperti ini saya semakin mabok.
Ya. Saya juga. Saya juga. Sekarang ini ingin sekali menelepon Mama. Bilang bahwa saya baik-baik saja. Semoga Mama juga baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar