Bagaimana mungkin aku bisa mencintaimu, sementara aku takpernah bisa mencintai kekuranganmu?
Terdengar klise? Bagaimana lagi. Itulah kenyataannya. Bagiku. Mencintaimu adalah mencintai kekuranganmu. Bukan yang lain.
Aku bisa penuh mencintaimu jika aku bisa dengan tulus mencintai kekuranganmu.
Maaf. Apakah aku menyakitimu dengan ini? Sungguh. Aku minta maaf.
Aku sama sekali takbermaksud menyakitimu. Bukankah akan lebih sakit jika aku (pura-pura) mencintaimu? Bukankah lebih sakit aku mencintaimu karena kelebihanmu saja?
Maaf. Jika begitu, takadil bagimu. Kamu sudah bersedia menyediakan bahagiamu untukku. Sementara aku? Aku masih terlalu payah untuk dimiliki. Untuk kaumiliki, tepatnya!
Maaf.
Sekali lagi. Aku belum mampu membagi letihku denganmu. Mungkin, suatu saat. Aku berharap begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar