Hurip iku Hurup
Jejering wong urip iku sejatine kudu bisa tansah aweh pepadhang marang sapa wae kang lagi nandhang pepeteng kanthi ikhlasing ati. Manawa hurip ora bisa aweh pepadhang iku tegese mati.
Jumat, 22 Oktober 2010
I'm Stuck Fast
Tak ada ide lagi untuk menulis. Menulis tugas kuliah. Kisah cinta. Aku bingung. Mana yang harus kutulis. Bukannya banyak, tapi memang tak ada. Tak ada kisah tentang cintaku yang dapat kubagi. Yah, selain kisah cintaku dengan keluarga dan teman-temanku. Ah, ingin rasanya aku mengumpulkan saja kertas kosong pada dosenku. Sebab kosong itu kisah. Aku mencoba menulis tentangmu. Tentang buram. Tentang hitam. Kupikir akan lancar. Tetap saja, macet di tengah jalan. Aku tak tahu. Oh iya, kisahnya harus berkilas balik. Mana bisa? Sedangkan kisahmu dan kisahku baru saja dimulai. Ups, bahkan belum dimulai sama sekali. Belum berada di titik nol, melainkan masih minus. Aku kesulitan kali ini. Sangat. Senandika. Kamu. Perempuan. Semuanya tak bisa menjalin cerita. Imajinasiku tak keluar. Terlalu susah.
Kali ini hujan. Harusnya lebih mudah aku menulis. Terbawa suasana. Seperti biasanya. Ini lain. Aku malas romantis. Aku malas berandai-andai. Kisah senduku sudah terbawa banjir kemarin. Rumahku banjir. Ada banyak air dari atas. Kalau kau ke rumahku sekarang, kau bisa melihat hujan di dalam rumah. Bagus. Air mengalir di tembok. Seperti hiasan air di hotel-hotel mewah. Oh, berarti rumahku hotel mewah kalau begitu. Tidak tahu. Kapan hujan ini akan reda. Kulupakan setiap wajahmu yang pernah tiba. Aku ingin melupakanmu sebaik aku melupakan UTS dan tugas-tugas makalahku.
Ah, sebenarnya kau tak penting untukku. Hanya saja, aku terlalu sayang melewatkanmu untuk tugas menulis kisah cinta ini. Aku harus menulis tentangmu. Agar kau mengerti. Aku juga bisa menulis sebaik kau. Aku juga bisa memilih diksi seteliti kau. Aku juga bisa merangkai kalimat serunut kau. Dan aku juga bisa berimajinasi seliar kau. Itu saja sebenarnya. Tak lebih. Tapi itu tak mudah, aku butuh stimulus. Berikan aku ide untuk ini. Aku benar-benar iri padamu. Tulisanmu bagus. Tulisanku jelek. Tak pernah bisa sebagus kau. Argh!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar