Sudah dua kali ini saya menjadi mahasiswa tingkat akhir. Haha. Rasanya? Jangan ditanya. Jika dulu, tingkat akhir adalah tahun keempat, sekarang tingkat akhir adalah tahun kedua. Baru saja saya meraba-raba tentang apa dan bagaimana kuliah saya, ah, atau bahkan mengapa saya berkuliah di jurusan Cultural Studies, tetiba saja dosen saya sudah menodong, "Fit, kamu mau ambil topik apa untuk tesis?"
Tenggorokan rasanya tetiba macet tanpa sebab. Entahlah. Saya tidak tahu harus menjawab apa. Liburan tiga bulan lalu saya habiskan untuk menata hati setelah patah hati, sedangkan teman-teman saya sudah mencuri start penelitian atau sudah membaca banyak buku. Haha. Tapi, sudahlah. Masih ada waktu dua semester untuk merancang segala sesuatunya, termasuk mau ngapain setelah lulus.
Pertanyaan sederhana itu sebuah pertanda bahwa saya harus segera berkemas, lalu mulai membaca banyak-banyak lagi. Mulai ikut seminar banyak-banyak lagi, mulai menulis banyak-banyak lagi. Biar tak melulu rindu banyak-banyak. Duh. Ini lupakan.
Jujur saja, mencari topik penelitian bagi saya itu tak semudah tidur di tengah-tengah seminar. Butuh waktu, butuh bacaan, butuh perenungan, butuh meditasi, dan kalimat saya mulai ke mana-mana. Maafkan saya. Jadi, begini, di tengah-tengah kebingungan dan kemalasan saya mencari buku referensi, seorang teman saya, katakanlah oknum R, memberitahu saya bahwa ada toko ebooks di instagram, namanya electrabookstore. Saya itu orangnya males belanja online, tapi, ini, kan, ebooks, jadi saya malah bingung kalau enggak belanja online.
Ya sudahlah, karena punya instagram, saya langsung menuju instagram si @electrabookstore ini. Dan, ternyata, buku-bukunya tidak hanya buku-buku populer. Dari novel Haruki Murakami sampe Gabriel Garcia Marquez, atau novel-novelnya si J.K. Rowling atau yang baru-baru ini ngetren itu The Fault in Our Stars juga ada. Yang paling menggembirakan, sih, ada buku-buku perihal sastra, sejarah, filsafat, dan tentu saja kajian budaya, bukunya Derrida aja ada.
Terus, sayanya jadi norak, deh, semua orang aja saya suruh follow si akun instagram ini. Siapa tahu, siapa tahu, kan, mereka butuh. Oh iya, katanya juga, kalau misalnya enggak punya akun instagram, buku-bukunya bisa dilihat di tab favorit twitter @elektrabooks_
Dan, terus, sekarang saya sudah menemukan kemudahan yang entah ke berapa karena adanya internet, kembali lagi ke bahasan awal, "Fit, mau ambil topik apa untuk tesis?"
Ada sungai yang alirannya deras, tak? Mau ikut hanyut!